You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan Sendangsari
Kalurahan Sendangsari

Kap. Pengasih, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1444 H

Mendidik Anak di Era Digital

Administrator 14 April 2021 Dibaca 206 Kali
Mendidik Anak di Era Digital

MENGASUH ANAK DI ERA DIGITAL

Oleh: Drs. Mardiya

Ka Bidang Pengendalian Penduduk

 

Perkembangan teknologi sekarang ini berkembang makin pesat menuju ke arah serba digital, yang secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruh gaya hidup kita. Dalam keseharian, baik di rumah maupun di tempat kerja, saat ini hampir dapat dipastikan kita tidak bisa lepas dari perangkat yang serba digital. Salah satunya smartphone. Munculnya smartphone yang multifungsi dengan harga yang makin terjangkau telah mengakibatkan makin banyak orang yang mampu memilikinya. Bahkan dalam keluarga tertentu khususnya di kalangan keluarga menengah ke atas, smartphone bisa jadi telah dimiliki oleh anak sekolah mulai dari SD, SLTP maupun SLTA, Perguruan Tinggi termasuk yang masih anak balita.

Persoalannya, smartphone tidak hanya berdampak positif, tetapi juga berdampak negatif terhadap kehidupan. Dampak positifnya tidak dapat diragukan lagi. Hidup ini menjadi serba mudah, serba cepat dan serba praktis. Namun jangan lupa dampak negatif dari teknologi di era digital ini juga tidak sedikit. Hal ini sangat dirasakan oleh para orangtua yang memiliki anak dan remaja. Setidaknya ada tiga dampak negatif yang terjadi akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada anak dan remaja kita yang kemudian dalam kesehariannya menjadi akrab dengan smartphone. Dampak yang dimaksud adalah tumbuh kembang anak menjadi  tidak optimal, membikin anak kecanduan, serta kesehatan anak yang memburuk akibat kurang istirahat dan sulit makan.

Melihat sisi buruk penggunaan smartphone yang berlebihan di era digital, maka dalam mengasuh anak dan remaja di era ini akan mengalami banyak tantangan. Membesarkan anak di era digital butuh usaha ekstra dibanding puluhan tahun lalu. Karena ternyata perkembangan dunia digital tidak hanya memberi kemudahan,  tetapi tidak jarang membuat gap antara orangtua dan anak. Tak jarang berakhir dengan anak membangkang atau masalah lainnya.

Yang terpenting dilakukan oleh para orang tua dalam mengasuh anak di era digital adalah membangun komuikasi dengan anak. Dalam situasi sesibuk apapun, diharapkan ayah atau ibu dapat berkomunikasi dengan anak baik bertemu langsung atau melalui telepon/SMS, sekedar untuk menanyakan  kondi si anak. Sekedar untuk menanyakan bagaimana kabarnya hari ini? Sudah sarapankah? Apakah ada PR? Capai Nggak?  Nilai ulanganmu berapa? Apa saja kegiatan di sekolah hari ini? Dan seterusnya. Melalui komunikasi ini diharapkan terjadi dialog antara orangtua dan anak yang mendekatkan tidak saja secara fisik, tetapi juga secara emosional. Di sini orangtua dapat memberi pemahaman tentang banyak hal pada anak, mengajaris osialisasi, dan membangun keterbukaan sehingga tumbuh kepercayaan anak terhadap orangtuanya sehingga anak mau bercerita tentang apa yang diinginkannya, apa yang diharapkannya dan apa yang dicita-citakannya termasuk harapan orangtua terhadap anaknya.

Selain itu tidak kalah pentingnya dalam pengasuhan anak di era digital ini adalah kesiapan orangtua sebagai pengasuh anak yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku sebagaiberikut: (1) Menjadi contoh/model yang baik di mata anak, (2) Memiliki integritas dan konsekuen, (3) Mampu membangun kesepakatan dengan anak, (4) Tegas terhadap kesepakatan, (5) Tidak selalu mengabulkan permintaan anak, (6) Tidak terpengaruh dengan public opinion yang belum tentu benar.

Upaya lain yang perlu dilakukan adalah upaya membangun karakter anak dengan mengajari anak untuk mengembangkan kecerdasan emosi agar mampu memahami suasana hati dengan baik dan mengekspresikan dengan wajar. Juga memberikan kesempatan pada anak untuk belajar menjadi dirinya sendiri, mengambil keputusan, dan membantu memahami konsekuensi dari pilihan. Lebih dari itu memberikan tugas dan tanggung jawab sesuai umurnya. Dalam upaya membangun karakter ini, orangtua juga perlu mengajarkan tentang keberhasilan dan kegagalan serta bagaimana menyikapinya.

Sumber : pemberdayaan.kulonprogokab.go.id

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2024 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp0 Rp3,313,004,291
0%
Belanja
Rp0 Rp3,552,485,925
0%
Pembiayaan
Rp0 Rp-439,481,634
0%

APBDes 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp0 Rp131,010,000
0%
Hasil Aset Desa
Rp0 Rp38,800,000
0%
Lain-lain Pendapatan Asli Desa
Rp0 Rp40,000,000
0%
Dana Desa
Rp0 Rp2,018,983,000
0%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp0 Rp179,405,424
0%
Alokasi Dana Desa
Rp0 Rp866,605,867
0%
Penerimaan Bantuan Dari Perusahaan Yang Berlokasi Di Desa
Rp0 Rp1,000,000
0%
Koreksi Kesalahan Belanja Tahun-tahun Sebelumnya
Rp0 Rp100,000
0%
Bunga Bank
Rp0 Rp3,000,000
0%
Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah
Rp0 Rp34,100,000
0%

APBDes 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp0 Rp1,547,415,073
0%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp0 Rp1,461,300,604
0%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp0 Rp266,233,498
0%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp0 Rp124,386,750
0%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp0 Rp153,150,000
0%