Presiden: Bendung Kamijoro Dukung Pertanian, Air Baku, dan Wisata
Presiden Joko Widodo meresmikan Bendung Kamijoro di perbatasan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (31/12/2019). Presiden menyatakan, Bendung Kamijoro sangat vital karena mendukung ketahanan pangan, pemenuhan air baku, dan pariwisata.
“Bendung ini sangat penting mendukung ketahanan pangan karena memberikan kepastian ketersediaan air secara berkesinambungan untuk mendukung aktivitas pertanian masyarakat,” kata Presiden saat meresmikan Bendung Kamijoro.
Bendung Kamijoro dibangun di aliran Sungai Progo yang melintas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bendung itu berada di perbatasan Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulon Progo dan Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Bantul. Bendung Kamijoro dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2016-2018.
Saat meresmikan Bendung Kamijoro, Presiden Joko Widodo didampingi sejumlah pejabat, seperti Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X, serta anggota DPR dari daerah pemilihan DIY, Idham Samawi.
Presiden mengatakan, pembangunan Bendung Kamijoro sudah selesai sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Ia menyebut, bendung tersebut memiliki sejumlah fungsi, salah satunya mengairi lahan pertanian seluas 2.370 hektar di Bantul dengan debit air mencapai 2,5 meter kubik per detik.
Lahan pertanian yang mendapat irigasi dari Bendung Kamijoro itu biasa disebut sebagai Daerah Irigasi Pijenan. Berdasarkan data Kementerian PUPR, ada 11 desa di empat kecamatan di Bantul yang mendapat manfaat irigasi Bendung Kamijoro. Empat kecamatan itu adalah Pandak, Srandakan, Sanden, dan Kretek.
Data Kementerian PUPR menyebutkan, dengan pengairan dari Bendung Kamijoro, intensitas tanam di lahan pertanian Daerah Irigasi Pijenan meningkat dari 205 persen menjadi 270 persen. Intensitas tanam merupakan perbandingan antara luas tanam per tahun dengan luas lahan. Peningkatan intensitas tanam menunjukkan penambahan luas lahan yang bisa ditanami.
Dengan pengairan dari Bendung Kamijoro, intensitas tanam di lahan pertanian Daerah Irigasi Pijenan meningkat dari 205 persen menjadi 270 persen.
Air baku dan wisata
Presiden menambahkan, Bendung Kamijoro juga penting memenuhi persediaan air baku untuk wilayah Kulon Progo, Bantul, dan Kota Yogyakarta. Secara khusus, Bendung Kamijoro juga bakal menyuplai kebutuhan air baku di Bandara Internasional Yogyakarta serta kawasan industri Sentolo di Kulon Progo dengan debit mencapai 500 liter per detik.
“Bendung Kamijoro juga sangat bermanfaat untuk persediaan air baku, baik untuk Bandara Internasional Yogyakarta, juga untuk wilayah Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan nantinya bisa juga sampai ke Kota Yogyakarta,” ujar Presiden.
Selain manfaat irigasi dan pemenuhan kebutuhan air baku, Bendung Kamijoro juga menjadi obyek wisata bagi masyarakat sekitar. Terlebih, di sekitar bendung terdapat taman bermain, area terbuka untuk ruang publik, serta jembatan yang menghubungkan wilayah Kulon Progo dan Bantul dengan pemandangan menawan.
“Saya tadi memperhatikan sepintas, Bendung Kamijoro ini sangat indah. Ada taman bermain, ada plasa terbuka, ada jembatan bagus yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo. Saya tahu bendung ini sudah menjadi tempat tujuan wisata,” kata Presiden.
Presiden menuturkan, pada hari Minggu atau hari libur, Bendung Kamijoro sudah ramai dikunjungi masyarakat yang ingin berekreasi. Hal ini terlihat dari pendapatan parkir di bendung tersebut yang bisa mencapai jutaan rupiah.
“Saya tadi dibisiki Pak Gubernur, katanya pendapatan parkir di sini waktu hari libur atau hari Minggu bisa mencapai Rp 17 juta sampai Rp 20 juta. Ini sebuah angka yang sangat besar sekali,” ujar Presiden.
Presiden Joko Widodo (tengah), didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri), Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sultan Hamengku Buwono X, dan sejumlah pejabat lain, meresmikan Bendung Kamijoro di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (31/12/2019). Dalam kesempatan itu, Presiden menyatakan, keberadaan Bendung Kamijoro sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan karena bendung itu mampu mengairi lahan pertanian seluas 2.370 hektar.
Oleh karena itu, Presiden berharap, keberadaan Bendung Kamijoro bisa dimanfaatkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka yang mendapat manfaat dari Bendung Kamijoro, bukan hanya para petani yang lahannya terairi, tetapi juga warga sekitar bendung yang mendapat berkah dari kunjungan wisatawan.
“Saya berharap masyarakat bisa memanfaatkan Bendung Kamijoro dengan sebaik-baiknya. Petani bisa hidup lebih sejahtera, usaha kecil juga bisa tumbuh di kanan kiri bendung ini, dan kita harapkan pendapatan masyarakat meningkat karena banyak wisatawan yang datang ke sini,” ungkap Presiden.
Secara khusus, Presiden juga meminta pemerintah daerah dan instansi terkait untuk merawat dan menjaga kondisi Bendung Kamijoro. Salah satu yang harus dilakukan adalah mengendalikan sedimentasi di bendung tersebut.
“Pemerintah daerah harus merawat dan menjaga bendung ini, terutama yang terkait sedimentasi. Jadi, harus terus dikeruk dan diperbaiki kedalamannya sehingga level air selalu terjaga dengan baik,” jelas Jokowi.
Ratusan miliar
Berdasarkan data Kementerian PUPR, pembangunan Bendung Kamijoro pada 2016-2018 menghabiskan anggaran Rp 229 miliar. Sementara itu, pada 2018-2019, Kementerian PUPR membangun prasarana air baku di bendung tersebut dengan anggaran Rp 24 miliar.
Prasarana air baku itu dibutuhkan agar Bendung Kamijoro bisa menyuplai air baku untuk sejumlah wilayah. Air baku itu nantinya diolah lagi sehingga bisa menjadi air minum.
Basuki memaparkan, Bendung Kamijoro akan menyuplai air baku untuk Kulon Progo dengan debit 475 liter per detik. Bendung tersebut juga menyuplai air baku untuk Bantul dengan debit 25 liter per detik.
Ia menambahkan, pada awalnya, Bendung Kamijoro memang dibangun untuk irigasi. Namun, bendung itu kemudian berkembang menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi masyarakat. “Selain untuk pertanian, ini juga untuk wisata. Tiap hari, terutama musim libur, tempat ini penuh. Jadi, dampaknya sangat banyak,” katanya.
Prasarana air baku itu dibutuhkan agar Bendung Kamijoro bisa menyuplai air baku untuk sejumlah wilayah. Air baku itu nantinya diolah lagi sehingga bisa menjadi air minum.
Sementara itu, Idham Samawi mengatakan, sebelum adanya pengairan dari Bendung Kamijoro, para petani di sejumlah wilayah di Bantul hanya bisa menanam padi sekali dalam setahun karena keterbatasan pengairan. Namun, setelah adanya bendung itu, petani bisa menanam padi tiga kali dalam setahun.
“Jadi, keberadaan Bendung Kamijoro ini akan menyejahterakan banyak orang,” ujar Idham yang merupakan mantan Bupati Bantul.
Editor Gregorius Finesso
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin