Dhekon Pengganti Plastik Dalam Pendistribusian Daging Qurban Yang Ramah Lingkungan

12 Agustus 2019
Dibaca 197 Kali

Semangat warga masyarakat di Pedukuhan Kroco Desa Sendangsari Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo dalam menunaikan kegiatan hari raya idul adha 1440 H/2019 M pada hari Ahad tanggal 11 Agustus 2019 terlihat dari antusiasnya dan keikhlasan dalam berqurban. Tahun 2019 ini di tiga tempat ibadah yang ada di Pedukuhan Kroco melakukan penyembelihan hewan qurban sejumlah 3 ekor sapi dan 14 ekor kambing dengan perincian di Masjid Al Fatah RT 22 sejumlah 1 ekor sapi dan 6 ekor kambing, di Masjid Al Azhar 1 ekor sapi dan 6 ekor kambing serta dimasjid Al Hidayah 1 ekor sapi dan 2 ekor kambing. Ada sesuatu yang berbeda dalam pendistribusian daging qurban kepada yang berhak menerima dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Kalau tahun-tahun yang lalu masih menggunakan kantong plastik sebagai wadahnya, tahun 2019 ini sudah tidak menggunakan kantong plastik lagi. Ada beberapa alternatif wadah untuk packing/pembungkus daging qurban seperti besek (anyaman dari bambu),dhekon (anyaman dari daun kelapa) dan daun jati. Pembahasan dalam rapat panitia qurban di 3 tempat ibadah tersebut sepakat untuk tidak lagi menggunakan plastik dan beralih kepada wadah yang bukan plastik yang ramah lingkungan. Panitia qurban masjid Al Azhar dan Al Fatah menggunakan dhekon sedang masjid al Hidayah menggunakan besek. Hal itu dilakukan merujuk pada imbauan dari Surat Edaran Bupati Kulon Progo Nomor 660/3831 tentang Pengelolaan Sampah dan Meminimalisasi Penggunaan Kantong Plastik Pada Perayaan Hari Raya Idul Adha 1440 H/2019 M. Terlebih di Pedukuhan Kroco sendiri telah berdiri Bank Sampah Dhuawar Sejahtera yang mana setiap ada kesempatan selalu dimanfaatkan untuk mengedukasi warga masyarakat agar secara perlahan-lahan mengurangi penggunan kantong plastik sehingga setiap masyarakat mau memahami bahayanya dari limbah palstik yang tidak bisa terurai. Penggunaan wadah bukan plastik seperti dhekon selain untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan yang bersih dan sehat disisi lain adalah untuk mempertahankan keearifan lokal budaya masyarakat setempat terlebih melestarikan semangat gotong-royong baik itu dikalangan orang tua dan anak-anak muda. Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut : 01. Daun kelapa dipisahkan dari pelepahnya dan dipilih yang bagus (bebas dari hama tanaman). 02. Mengambil daun kelapa sebanyak 12-14 lembar untuk dhekon besar, sedang 8-10 lembar untuk ukuran kecil. 03. Anyam daun kelapa tersebut menyerupai variabel plus (+), ikat dengan tali dari iratan bambu (tutus). 04. Setelah semua terikat, potong sisa (untuk hasil yang rapi), Sisakan kurang lebih 7 cm untuk dibuat pegangan. 05. Gunakan sabit yang tajam agar hasil maksimal. Gotong royong pembuatan dhekon dilakukan malam hari, sebagian jamaah ada yang mengumandangkan takbir, sebagian ada yang membuat shoft sholat idul adha, dan sebagian lagi ada yang membuat dhekon, sehingga pada esok harinya setelah sholat idul adha selesai, semua kegiatan dari penyembelihan hewan qurban, pengulitan, pengirisan, penimbangan dan pendisrtibusian daging qurban berjalan lancar.(s-od/Sdw.)