Pandemi Mengakrabkan Manusia dengan Teknologi
Pandemi telah memaksa seluruh manusia di dunia untuk beradaptasi, hidup berdampingan dengan Covid-19. Meski pandemi telah memukul sendi-sendi kehidupan terutama sektor kesehatan dan ekonomi, namun ada sisi positif yang dibawanya yakni manusia lebih diakrabkan dengan teknologi informasi.
Demikian dikatakan Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi (Putri Sulung Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X) saat berbicara dalam webinar bertajuk ‘Countries Coping With Covid Pandemic, A Global Perspective: Public Health-Economy-Technology’, Senin (16/8/2021).
Menurut Mangkubmi, keberadaan teknologi informasi (TI) semakin mempermudah dan mempercepat pekerjaan manusia. Bagi kelompok masyarakat yang kurang akrab dengan TI, disarankan minta bantuan kepada generasi muda yang lebih familiar, seperti cara mempromosikan produk UMKM secara online melalui media sosial maupun platform eknomi digital lainnya. “Dengan begitu semua bisa bangkit bersama,” katanya.
Namun Mangkubumi mengingatkan, meskipun TI menawarkan banyak kemudahan-kemudah dan sangat membantu manusia, jangan sampai manusia dikuasai oleh teknologi tersebut (jadi robot).
Webinar dalam rangka memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan RI yang diselenggarakan oleh Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) bekerja sama dengan Kedutaan Swedia di Jakarta, Supertext Swedia, Kadin DIY, Aptisi, Pintek, GKR Indonesia, IABC, dan Royal Blue Lantern Foundation.
Pembicara lain yang dihadirkan yakni Her Exellency Ambassador Marina Berg (Duta Besar Swedia untuk Indonesia), Martin Jacobson (CEO Supertext Sweden, Text Expert and molecular biotechnologist), Ioann Fainsilber (Frenc Tech Investor, CEO Pintek), dr Riris Andono Ahmad MD MPH PhD (Epidemiologist UGM), Dr Andreasta Meliala (dari Center fot Health Policy and Management UGM) dipandu moderator Goerge Iwan Marantika (Vice Chairman Aptisi, Vice Chairman Kadin DIY, National President IABC).
Martin Jacobson mengatakan, Indonesia diuntungkan dengan akan datangnya bonus demografi, dimana penduduk usia produktif sangat besar. Namun itu bisa juga menjadi bumerang jika para generasi mudanya tidak dapat memenuhi tuntutan pekerjaan di masa depan.
“Indonesia akan memperoleh hasil investasi tertinggi dengan cara meningkatkan kualitas dan produktivitas angkatan kerjanya melalui investasi di bidang pendidikan, dan itu bisa dimulai dengan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi,” katanya.(Dev)
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin