Warga Sendangsari Pentaskan Wayang Acapella

19 Maret 2023
ipg
Dibaca 82 Kali
Warga Sendangsari Pentaskan Wayang Acapella

SENDANGSARI-- Kesenian tradisional wayang kulit, menjadi salah satu kesenian rakyat yang hingga kini masih cukup banyak peminatnya.

Namun kesenian tradisional wayang kulit yang sengaja dipentaskan oleh salah seorang warga Kalurahan Sendangsari ini, sangat unik, yakni berupa wayang acapella, atau biasa disebut juga dengan istilah “wayang cangkem”.

Pertunjukan wayang kulit dengan irama menggunakan mulut dari sang dhalang, dipentaskan oleh salah seorang warga, Pedukuhan Klegen kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih, pada Sabtu (18/3).

Dengan mengangkat lakon ‘Wahyu Eko Jati” atau “Abimanyu Mbangun Kasatriyan”, dimainkan oleh Ki Suratman, yang juga merupakan salah seorang warga Kalurahan Sendangsari.

Meskipun kini sudah mengalami sejumlah perkembangan peralatan, namun sejak awal, Ki Suratman sudah memulai memainkan wayang kulit, tanpa menggunakan satu alat musik tradisional (Gamelan).

Sempat diceritakan, sebelum adanya Covid-19 menerjang Indonesia, Ki Suratman mengaku dalam seminggu minimal tiga kali, mementaskan wayang acapella, baik di wilayah sendiri maupun di luar wilayah.

“dulu sebelum ada covid bisa tiga sampai empat kali pentas. Kalau keluar wilayah sudah sering, tapi rata – rata ya di wilayah sendiri. Saat kemaren ada covid dan ada himbauan untuk tidak berkerumun, warga yang nanggap sama sekali tidak ada,” ujarnya, sambil mengenang beberapa moment yang sudah berlalu.

Sedangkan kepiawaiannya dalam melakonkan berbagai macam cerita pewayangan maupun memainkan wayang kulit, diakui pernah mengikuti dari sejumlah dhalang terkenal di Kabupaten Kulonprogo.

“saya belajar itu dengan otodidak, langsung mengikuti dari beberapa dhalang kondang di Kulonprogo, salah satunya (Alm) Ki Gebes Taat Sumbogo dan membaca beberapa buku tentang babad pewayangan. Dari sana mulai mencoba melakonkan wayang sampai akhirnya diminta mementaskan oleh tetangga – tetangga, sampai ke luar pedukuhan atau ke wilayah lain,”paparnya.

Sementara saat disinggung terkait tarif sekali pementasan wayang acapella, Ki Suratman, tidak langsung menyebut secara tegas, namun menyatakan bahwa tarif yang dipatok, masih terjangkau untuk warga yang hendak mementaskan pertunjukan wayang acapella tersebut.

“masih bisa dijangkau oleh warga, saya juga tidak mematok dengan tarif tinggi, bagi saya yang penting bisa menyampaikan tentang kesenian tradisional dari peninggalan para pendahulu dan mengenalkan kepada para generasi muda,” pungkas Ki Suratman. (ipg)