Desa Mandiri Pangan: Mendorong terciptanya ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan mandiri

31 Maret 2023
IDI
Dibaca 118 Kali
Desa Mandiri Pangan: Mendorong terciptanya ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan mandiri

Sendangsari-Program Desa Mandiri Pangan di kalurahan Sendangsari merupakan program sejak tahun 2021. Program ini didampingi oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta. Dengan dibiayai oleh BKK Dana Keistimewaan. Tujuan utama dari program kalurahan mandiri pangan ini adalah untuk mewujudkan kalurahan yang mandiri pangan dan ketahanan pangan (mengurangi kerawanan pangan) masyarakat. Pelaksanaan program ini menyebar di seluruh kawasan di kalurahan Sendangsari. Untuk waktu pelaksanaan kegiatan dimulai sejak Januari tahun 2022 dan berkelanjutan hingga tahun 2024 mendatang.

Latar belakang diajukannya program ini, mengingat kembali pada masa pandemic Covid-19 yang menyebabkan tidak stabilnya segala sektor perekonomian, baik usaha, pertanian maupun peternakan. Oleh sebab itu untuk memenuhi ketersediaan pangan dan ternak di kalangan masyarakat secara mandiri. Terlebih pengolahan sistem usaha tani yang masih lemah atau bersifat individual. Maka perlu diwujudkan ketersediaan pangan mandiri dengan memperdayakan masyarakat dengan cara instruktur, pendampingan dalam bidang manajemen kelompok usaha serta teknis, bantuan permodalan, sarana dan prasarana, dan tenaga kerja serta teknologi. Dengan memanfaatkan sumber daya setempat.

Adapun hal yang meliputi anaisis strategis dari kalurahan Sendangsari, yang pertama Strength/kekuatan yakni wilayah yang luas, Potensi SDA yang melimpah, dukungan pemerintah terhadap Program Kalurahan Mandiri Pangan, ketersediaan modal bagi setiap kelompok tani/kelompok usaha, pendampingan dan penyuluhan yang diberikan oleh instruktur, serta memiliki kelompok dan lembaga pertanian yang aktif.

Selain itu, Opportunites/peluang, seperti halnya meningkatkan taraf hidup masyarakat, peluang kerja, akses jalan dan transportasi semakin mudah, serta sarana prasarana yang bertambah baik.

Yang menjadi sisi Weakness/kekurangan, diantaranya adalah rendahnya kualitas SDM, keterbatasan teknologi, kurangnya inovasi, strategi pengembangan usaha kurang terencana, serta kurangnya kesadaran dan rasa kepemilikan dalam berusaha. Yang di khawatirkan/Threat, yakni masalah gagal panen, kesulitan dalam pengembalian modal usaha, usaha yang tidak berkelanjutan, fluktuasi harga, serta adanya tengkulak.

Dalam mewujudkan ketahanan pangan serta pembangunan sarana dan prasarana, adapun serangkaian kegiatan, seperti Pelatihan dan Pemberdayaan masyarakat yang hampir mencapai target pelaksanaan. Pelatihan ini mencakup hal terpenting yakni Sosialisasi Program Desa Mandiri Pangan. Selanjutnya beberapa belatihan seperti, Pelatihan peternakan hewan dan teknik pakan, pengolahan hortikultura, pengolahan produk perkebunan, dan pengolahan jagung. Tak hanya pengelolaan bahan pangan saja, namun di berikan pelatihan kewirausahaan dan pemasaran. Tak terlepas dari bidang kesehatan, diberikan juga Bimbingan teknis budidaya tanaman sehat. Dan untuk program berjangka panjang hingga 2024 mendatang, terdapat Koordinasi Program Desa Mandiri Pangan, monitoring dan evaluasi Program Desa Mandiri Pangan.

Disamping kegiatan pelatihan juga terdapat peningkatan produksi tanaman, dengan kegiatan pengadaan berbagai jenis tanaman, pupuk organic, dan beberapa alat produksi. Kemudian kegiatan padat karya yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur. Seperti pembuatan jalan di sentra kendang ternak PKU, Rumah galeri UMKM, rumah produksi aneka olahan pangan lokal, kandang untuk hewan ternak, lumbung pangan dan pembangunan gapura serta gazebo yang masih dalam tahap antrian pembangunan.

Dengan di adakannya program ini diharapkan masyarakat rawan pangan akan kembali mempunyai kemampuan untuk mewujudkan terciptanya kalurahan mandiri pangan, sehingga dapat menjalani hidup sehat dan produktif. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui strategi kawasan korporasi usaha tani (pertanian dan peternakan) yang terintegrasi dari hulu sampai dengan hillir yang dikelola secara professional berbasis pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan untuk mengenali potensi dan kemampuannya. (idi)