Lestarikan Lingkungan dan Budaya, Pembagian Daging Qurban di Kroco Gunakan Daun Kelapa

29 Juni 2023
ern
Dibaca 167 Kali
Lestarikan Lingkungan dan Budaya, Pembagian Daging Qurban di Kroco Gunakan Daun Kelapa

Sendangsari-- Dalam rangka menyambut  Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah menerbitkan Surat Edaran Nomor : 003/1175 tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Plastik. Hal tersebut bertujuan agar tidak terjadi timbulan serta penumpukan sampah terutama kantong plastik bekas wadah daging qurban.

Himbauan dari pemerintah untuk mengganti kantong plastik adalah dengan menggunakan wadah yang dapat dipakai ulang, memakai daun seperti daun jati, daun pisang, daun kelapa(dhekon), atau wadah lain yang bisa digunakan ulang atau bisa dikomposkan dan tidak menimbulkan sampah plastik seperti besek.

Dalam rangka melestarikan budaya gotong royong dan meminimalisir timbulan sampah plastik saat Hari Raya Idul Adha, Panitia Qurban Masjid Al Azhar Rt 21 Rw 12 Padukuhan Kroco menggunakan daun kelapa untuk membungkus daging qurban. Masyarakat  Kroco menyebutnya "dhekon". 

Karena jamaah Masjid Al Azhar merayakan Hari Raya Idul Adha pada hari Rabu, 28 Juni 2023, maka dhekon dipersiapkan sejak Selasa sore bersamaan dengan acara takbiran. Sebanyak 30 orang panitia bergotong royong membuat sekitar 400 dhekon untuk memudahkan panitia dalam menyalurkan daging qurban tanpa menggunakan plastik.

"tujuan penggunaan dhekon ini adalah untuk menumbuhkan karakter berbudaya lingkungan tepatnya kemasan ramah lingkungan atau eco friendly packaging." ungkap Sugiyanto, salah satu panitia Qurban.

Penggunaan dhekon sebagai wadah daging qurban sudah dilakukan panitia sejak tahun 2019 dan mendapat respon positif dari masyarakat. 

"awalnya mungkin merasa repot karena harus manjat pohon kelapa, memotong daunnya dan  dianyam sedemikian rupa agar bisa digunakan. Tapi alhamdulillah sekarang masyarakat sangat mendukung kegiatan penggunaan eco friendly packaging ini karena selain sebagai salah satu usaha membantu program pemerintah dalam pengurangan penggunaan plastik, juga dapat membangun dan melestarikan semangat gotong royong yang ada di Padukuhan Kroco." tutur Sugiyanto.

Dulu, dhekon biasa digunakan masyarakat Padukuhan Kroco sebagai wadah nasi kenduri dengan dialasi daun jati. Selain "nguri-uri" kebudayaan, penggunaan dhekon dinilai mampu menumbuhkan lagi semangat gotong royong masyarakat. Dampak lingkungan yang diperoleh dari penggunaan eco friendly packaging adalah berkurangnya penggunaan plastik, yang berarti mengurangi jumlah timbulan sampah.

"tidak hanya di Kroco, sejak tahun 2022 kemarin penggunaan dhekon atau sarangan sebagai pembungkus daging qurban telah diikuti dibeberapa masjid di Kalurahan Sendangsari. Semoga di padukuhan lainnya juga bisa turut serta mengkampanyekan Idul Adha bebas plastik." pungkas Sugiyanto yang juga merupakan penggiat lingkungan Kalurahan Sendangsari.

(ern)

Â