Pelatihan KWT, Modifikasi Umbi dan Pisang menjadi Tepung
Sendangsari – Kalurahan Sendangsari mempunyai banyak potensi bahan pangan lokal berupa umbi-umbian dan pisang, terutama di daerah sebelah utara. Sebagai pengembangan dan pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Padukuhan Girinyono, Pereng dan Blubuk, Pemerintah Kalurahan Sendangsari mengadakan Pelatihan Pengolahan Umbi-umbian dan Pisang, Rabu (26/7).
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kalurahan Sendangsari dengan mengundang puluhan anggota KWT. Sedangkan narasumber yaitu Yuliana, pemilik UMKM Ralifa yang juga sebagai Ketua KWT Melati Padukuhan Pereng Kalurahan Sendangsari Pengasih Kulon Progo. Rafila ini sudah cukup lama berkecimpung dalam pengolahan makanan lokal untuk umbi-umbian dan pisang.
“Tujuan dilaksanakan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas ibu-ibu KWT agar dapat mengolah bahan pangan lokal yang ada di sekitar kita. Terutama di Sendangsari ini banyak potensi umbi-umbian seperti singkong, talas dan garut. Selain itu juga banyak tanaman pisang.” tutur Suhardi, Lurah Sendangsari dalam sambutannya.
Selanjutnya Yuliana menjelaskan bahwa di Sendangsari banyak berbagai macam tanaman panganan lokal yang ditanam oleh warga maupun Kelompok Wanita Tani.
“Di sekitar kita banyak tanaman pangan lokal baik yang ditanam warga maupun KWT seperti singkong, talas, ubi ungu, aneka pisang dan umbi garut. Bahan pangan ini dapat diolah menjadi beraneka ragam olahan pangan salah satunya menjadi tepung. Nah, hari ini kita akan belajar membuat tepung dari singkong atau biasa disebut tepung mocaf, Ubi Ungu, Garut dan Pisang Bandung.” ungkapnya.
“Dari tepung umbi dan tepung pisang ini dapat diolah menjadi berbagai macam makanan seperti Stik Mocaf, Eggroll, Kue Bolu, Brownies dan lain sebagainya Dengan diolah menjadi bahan tepung akan lebih meningkatkan nilai jual dari bahan pangan lokal tersebut.” katanya.
Olahan tepung tersebut mempunyai keunggulan masing-masing. Tepung Garut dapat membantu untuk menenangkan sakit asam lambung, tepung mudah dicerna tubuh dan memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga baik untuk kesehatan tubuh.
Tepung Mocaf memiliki kandungan gula rendah, cocok untuk dikonsumsi autis dan diabet, serta mudah diolah menjadi produk pangan. Untuk Tepung Ubi Ungu memiliki aktivitas anti oksidan karena mengandung Antisianin, umur simpan yang lebih lama, dan mengandung Betakaroten.
Sedangkan Tepung Pisang memiliki umur simpan lebih tinggi, lebih mudah didistribusikan dan mengandung Protein, Zat Besi, Kalsium, Vitamin, Fosfor dan Mineral.
Peserta pelatihan selanjutnya praktik pembuatan tepung baik dari singkong, ubi ungu, garut dan pisang. Dikarenakan kekurangan alat penggiling maka proses berakhir sampai dengan penjemuran bahan.
“Kami senang dengan adanya pelatihan ini, kami dapat belajar banyak membuat tepung dari berbagai macam bahan pangan lokal yang mudah didapatkan. Ternyata tidak sulit dipraktikkan. Ini sangat bermanfaat bagi kami karena biasanya singkong dan pisang langsung kita jual tidak diolah seperti ini.” kata salah satu peserta pelatihan.
“Besok kami akan praktik sendiri di kelompok dan akan kami coba sampai proses penggilingan menjadi tepung. Kami berharap ada pelatihan lanjutan pembuatan produk pangan dari tepung ini.” tambahnya.
Dengan adanya pelatihan ini diharapkan kegiatan anggota KWT lebih berkembang, dapat lebih inovatif sehingga dapat meningkatkan sumber ekonomi keluarga. (ipg)
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin